Mahasiswa Mamteng di Jawa Dikagetkan dengan Kebijakan Bupati

Pertemuan TIM utusan dari Pemerintah daerah Kab. Mamberamo Tengah dengan Mahasiswa di Bandung 12/08/2016. Foto: Numbungga
Surakarta - Mahasiswa asal Kabupaten
Mamberamo Tengah yang menimbah ilmu di pulau Jawa dikagetkan dengan kedatangan
instansi khusus Bupati dan beserta oleh aparat keamanan dalam hal ini pihak TNI
dan Polri yang katanya adalah utusan dari pemerintah daerah Kab. Mamberamo
Tengah untuk mendatai Mahasiswa asal Mamteng. Pada Jum'at tanggal
12/08/2016 Mahasiswa asal Kab. Mamberamo Tengah kota studi Bandung Jawa Barat
yang tergabung dalam wadah organisasinya, yakni Ikatan Keluarga Besar Pelajar
dan Mahasiswa Mamberamo Tengah Papua disingkat (IKB-PMMTP) didatangi tiga
aparat TNI untuk mendatai Mahasiswa dan tempat tinggalnya asrama Kontrakan.
Saat bertemu dengan para Masiswa di Bandung, anggota IKB-PMMTP ini kaget,
karena yang datang adalah bukan dari pihak yang bersangkutan dengan Pendidikan
yaitu dinas Pendidikan. Jika dilihat dari apa yang mereka ketahui dan
berdasarkan pengalaman beberapa waktu yang lalu, biasanya yang ditugaskan untuk
mengambil data Mahasiswa dan Asrama Kontrakan adalah dari pihak dinas Pendidikan,
bukan dari onstansi khusus dan pihak Militer. Beranjak dari hal tersebut, saat
mengawali pertemuan dengan tiga tentara ini, tak sempat memperkenalkan diri dan
tanpa basa-basi langsung masuk pada inti pembicaraan dan tujuan kedatangan
mereka yaitu mengambil data Mahasiswa Mamteng dan bagi yang sedang menempuh
pendidikan akhir (tugas akhir) serta memastikan tempat tinggal (asrama
kontrakan). Dalam postingan di dinding akun Facebook salah seorang
mahasiswa Mamteng kota studi bandung Numbungga mengatakan bahwa, "kami
kaget dan heran karena, yang datang untuk mengambil data kali ini bukan dari
pemerintah daerah Mamteng yang bersangkutan dalam hal ini tim dari Dinas
Pendidikan Kab. Mamberamo Tengah tetapi, yang datang ketemu kami adalah dari
pihak aparat TNI, lalu saat pertemuan berlangsung tidak sempat kami perkenalkan
diri dan langsung saja ke pembicaraan initinya dan itu terjadi begitu saja. Dan
dalam perbincangan kami langsung diminta data kontrakan sekalian dengan nama
pemili kontrakan yang saat ini kami huni, dan untuk yang baru juga"
Saat pertemuan dengan pihak yang tidak bersangkutan dengan Pendidikan ini,
Mahasiswa sempat mengajukan beberapa pertanyaan seperti yang berikut ini:
Mahasiswa : Bagaimana ceritanya bapak-bapak ini bisa datang ? Tim
utusan : Kami ini diperintah oleh Bupati! Mahasiswa : Apa dari dinas
pendidikan Mamteng atau ? Tim utusan : Kami ini diperintah !
Menanggapi jawaban dari tim tersebut, para Mahasiswa merasa kurang puas dan
meminta untuk tim ini segerah telepon langsung kepada pihak dinas Pendidikan,
namun seakan TNI ini tidak ada kontak dengan orang-orang dinas terkait dan
jawaban mereka tetap yang sama "Kami ini diperintah". Sementara
itu, pengurus organisasi Mahasiswa Mamteng kota studi Bandung sempat menelpon
ke salah seorang ibu yang bekerja di dinas Pendidikan untuk menanyakan
kedatangan tiga orang TNI tersebut, dan jawab ibu, "saya tidak tau jangan
tanya saya tanya bupati" dan lanjut ibu ini "mengenai biaya kontrakan
tannya orang di dinas Keuangan jangan tanya saya kata" tegas ibu ini,
Padahal pengurus belum sempat tanya mengenai pembiayaan untuk kotrakan.
Dan para mahasiswa sempat membuat kesepakatan untuk tidak memberikan data
kepada tim karena merasa mencurigakan, namun setelah mempertimbangkan satu dan
lain hal, sesepakatan yang sempat dibuat itu lalai dan data pun diberikan
kepada tiga tentara itu, tetapi data yang diberikan hanya nama-nama bagi mereka
yang layak dapat menerima bantuan tugas akhir yaitu bagi yang semester akhir
serta data asrama kontrakan. Melihat kejadian ini, Mahasiswa Mamteng
Bandung merasa kesal kenapa Pemerintah daerah Mamteng tidak menkonfirmasi
kepada pengurus organisasi IKB-PMMTP Bandung, kalau tim yang akan datang adalah
dari pihak instansi khusus dan militer (TNI). Dan kedatangan tim ini, jika dilihat
dari sistem pemerintahan, seharusnya yang datang mengambil data adalah dari
dinas Pendidikan namun kenapa tidak dari dinas Pendidikan melainkan dari
instansi Militer. Jawa Tengah Kedatangan Tim di wilayah Jawa tengan tidak
beda jauh dengan yang diutus ke Bandung, namun tim yang untuk di wilayah Jawa
tengah yakni Yogyakarta, dan Solo/Surakarta ini berjumlah empat orang.
Tim utusan Bupati Kab.
Mamberamo Tengah untuk mendatai mahasiswa Mamteng wilayah Jawa tengah yakni
kota studi Jogja, Solo dan Semarang. 13/08/2016. Foto: Thery Aud
Perjalanan
tim yang diutus untuk mendatai Mahasiswa Mamteng di wilayah Jawa Tengah ini
mengawali perjalananya dari Jogja pada tanggal (12/08/2016) dan lanjut ke
Solo/Surakarta pada tanggal (12/08). Setelah bertemu dengan para
Mahasiswa Mamteng di kota studi Yogyakarta, tim utusan melanjutkan perjalananya
menuju ke Surakarta. Pertemuan antara Mahasiswa dan Tim utusan tersebut
di pimpin langsung oleh, pengurus organisasi dalam hal ini sekretaris IKB-PMMT
Korwil Surakarta, Salatiga dan Semarang Sdr. Kirinus Pagawak, dan sebelum
melangkah ke pembicaraan lebih lanjut, diawali dengan doa pembukaan.
Setelah dibuka dengan doa, pemimpin pertemuan Sdr. Kirinus mengawali
pembicaraan dengan sedikit memberikan perkenalan organisasi dan meminta untuk
utusan yang datang pun juga untuk memperkenalkan diri, kemudian tim
memperknelan diri mulai dari nama dan dan satatus pekerjaan. Berikut perkenalan
utusan yang terdiri dari empat orang ini: Surki M Tetek Iman B Boly Andry
Kris Pagawak Tim utusan pun telah memperkenalkan diri, dan kemudian masuk pada
inti pembicaraan, sekretaris IKB-PMMTP memberikan kesempatan kepata Sdr.
Yhanoarius Karoba, untuk memberi penjelasan mengenai kebutuhan asrama kontrakan
dan tugas akhir (TA) bagi yang akhir semester kuliah.
Anggota IKB-PMMTP kota studi
Solo dan Semarang saat pertemuan dengan tim utusan Bupati Mamteng. 13/08/2016.
Foto: Thery Aud
Anggota IKB-PMMTP kota studi Solo dan
Semarang saat pertemuan dengan tim utusan Bupati Mamteng. 13/08/2016. Foto:
Thery Aud
Nyambung
dari itu, salah satu dari tim, Tetek Iman mengatakan, “sudah jelas, dan
rekan-rekan disini juga bisa dimengerti bahwa terkait tim yang dating ini bukan
dari orang pemerintahan dinas terkait, karena yang pertama karena ada kegiatan
17 Agustus, jadi dari dinas yang tahun kemarin datang itu semua jadi panitia
17an, nah... kalau tunggu mereka yang datang waktunya cukup lama, sedangkan
data-data di setiap kota studi ini mau diambil cepat sehingga pak Bupati
perintahkan langsung ke kita untuk ambil data mahasiswa dan kontrakan, jadi
kami ini hanya perintahkan, kemudian setelah ambil kita balik langsung kasih ke
Bapak dia tidak melalui proses di dinas-dinas lagi, supaya bisa segera
direalisasikan” “terkait data yang dari dinas tahun kemarin itu Beliau
sudah sampaikan, tapi pasti Beliau punya pertimbangan-pertimbangan khusus
terhadap tim yang tahun kemarin itu, jadi itu ade-ade bisa dimengerti kenapa
kami ini diperintahkan langsung, karena kami turun ini lurus, kita balik
langsung ke Bupati dia, bukan ke dinas lagi, kalau proses melalui dinas itu
lama, harus melewati banyak tahap, dan untuk kecurigaan dan lain-lain itu kami ini
tidak ada apa-apa sama sekali, yang jelas kami ini diperintahkan untuk ketemu
adik-adik, jika data semua sudah disiapkan mengenai tugas akhir dan kontrakan
jika ada masalah atau penambahan bisa disampaikan, karena setelah dari sini,
kita akan balik langsung ke Beliau lagi” lanjut Surki. Menanggapi jawaban
diatas, Yhano mengatakan kami “sempat hubungi ke dinas P dan P untuk menanyakan
hal ini, namun dari dinas mengatakan kembali ke Bupati, dan sesuai apa yang
tadi sudah dijelaskan oleh kedua Bapak kami sudah cukup mengerti”
menurutnya Setelah tanya jawab antara Mahasiswa dan tim utusan, Karoba
menambahkan “kondisi kami di Solo sini ada kawan-kawan kita dari Mamberamo
Tengah juga yang tinggal di Semarang-Salatiga dan data dari mereka sudah
disatuhkan dalam satu proposal, jadi kami mohon untuk bisa diperhatikan juga,
karena di Semarang-Salatiga mereka belum punya semacam BPH korwil dari
oraganisasi untuk dapat berkomunikasi dengan pemda mamteng sehingga biasanya
melalui korwil Solo karena mereka juga bagian dari kami, maka kami minta untuk
pemda perhatikan mereka juga” Tambahan dari itu, koordinator mahasiswa
Mamberamo Tangah kota studi Semarang Merdi Walela yang kebetulan hadir dalam
pertemuan tersebut mengatakan,
Anggota IKB-PMMTP kota studi
Solo dan Semarang saat pertemuan dengan tim utusan Bupati Mamteng. 13/08/2016.
Foto: Thery Aud
“untuk
status organisasi itu kami di Semarang belum dapat satu badan semacam Korwil
dan struktur dari BPH pusat IKB-PMMTP, dan saat ini kami masih bergabung dengan
Solo, jadi mengenai untuk nasib dana tugas akhir dan kontrakan itu kita melaui
Korwil Solo sesuai jalurnya, jadi kami sangat berharap untuk Pemerintah daerah
Mamteng dapat memperhatikan kami seperti kawan-kawan kita di kota studi lain,
dan sebenarnya terkait kota studi Semarang ini tahun-tahun kemarin kita sudah
ajukan permohonan, namun apa yang kami sampaikan kepada tim yang datang itu
setelah membawa data kembali ke daerah realisasinya kita Mahasiswa Mamteng di
Semarang tidak tahu sama sekali, jadi kami sangat berharap tahun ini kami
Mahasiswa Mamteng di Semarang harus diperhatikan, dan data Mahasiswa dan
permohonan kami sudah kami lampirkan sekalian dalam satu proposal, jadi mohon
untuk diperhatikan itu” pesan Walela. Akhir dari itu, data Mahasiswa
tugas akhir (TA) dan proposal kontrakan telah diberikan kepada utusan yang
telah menemui Mahasiswa asal Kab. Mamberamo Tengah di Solo/Surakarta.
Mahasiswa Mamteng di Jawa Dikagetkan dengan Kebijakan Bupati
Reviewed by IKB-PMMTP-MALANG-KEDIRI
on
Desember 12, 2017
Rating:
Reviewed by IKB-PMMTP-MALANG-KEDIRI
on
Desember 12, 2017
Rating:
Post a Comment